contoh ad

 

PELALAWAN (RP)- Duplikat Istana Sayap, peninggalan Kerajaan Pelalawan, Ahad (19/2) sekitar pukul 18.35 WIB mengalami kebakaran hebat. Tiga dari empat bangunan di Kompleks Istana Sayap kondisinya rata dengan tanah. Belum diketahui penyebab pasti kebakaran, namun istana yang berlokasi di Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan diduga mengalami korsleting arus listrik.

Bagian yang terbakar habis adalah gedung utama tempat singgasana raja yang sekaligus jadi museum benda-benda peninggalan bersejarah. Lalu gedung belakang yang terdiri dari dapur kerajaan dan kamar permaisuri. Gedung galeri seni yang membentuk sayap bagian kanan juga tak luput dari jilatan api.

Bagi masyarakat Kelurahan Pelalawan, peristiwa ini begitu mengejutkan dan menggegerkan. Betapa tidak, istana yang tersohor dan membanggakan karena berisi benda bersejarah yang membuktikan kejayaan Kerajaan Pelalawan selama 600 tahun itu lenyap dalam hitungan menit. Eskalasi api yang diketahui muncul pada pukul 18.35 WIB, bersamaan saat warga menunaikan salat Magrib itu tidak bisa dihentikan. Padahal ratusan warga setempat langsung berjibaku memadamkan api sambil menerabas asap tebal, di menit-manit awal.

‘’Selepas Magrib, dari Masjid Hibbah saya lari ke sini karena ada api. Api langsung jadi besar, tak mempan dipadamkan. Terus orang ramai datang, banyak yang bawa mesin robin, tapi tetap tak terkejar,’’ tutur Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (Ka UPTD) Dinas Budaya dan Pariwisata Pelalawan, dan Penanggung Jawab Operasional Istana Sayap, Tengku Safaruddin SSos.

Upaya pemadaman yang dilakukan oleh hampir semua kaum laki-laki di sekitar istana tidak banyak membuahkan hasil. Warga tak sempat menyelamatkan benda-benda pusaka kerajaan, kecuali beberapa lembar kain hiasan dinding. Konstruksi bangunan istana yang didominasi kayu dan berisi bahan-bahan mudah terbakar menyebabkan api begitu cepat menjalar. Kobaran api semakin menjadi-jadi karena angin bertiup sangat kencang dari arah utara.    

Tak sampai sepuluh menit, api sudah menjalar ke segala arah di dalam ruang singgasana dan dapur istana yang megah itu.  Diceritakan Safaruddin, saat terbakar istana dalam keadaan sudah ditutup untuk umum, dan dipastikan tidak ada orang di dalam. Enam orang petugas pelayanan istana sudah pulang ke rumah masing-masing.  
‘’Di gazebo belakang, tepatnya di luar istana kebetulan ada beberapa orang tukang menumpang tidur. Mereka yang tahu pertama kejadiannya,’’ imbuh Tengku Safaruddin.

Empat unit kendaraan pemadam kebakaran yang didatangkan dari PT RAPP dan Pol PP Pelalawan tidak dapat digunakan karena tidak mampu mencapai lokasi kebakaran akibat jalan buruk. Regu pemadam hanya dibantu peralatan pemadam seadanya, berupa satu unit mesin pompa air apung yang ditempatkan di Sungai Kampar, serta seperangkat pipa tembak. Tim pemadam tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 20.30 WIB.

Menurut informasi, sekitar lokasi kejadian, api diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik. Dugaan tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Langgam Iptu G Lumban Toruan. ‘’Untuk sementara kita menduga kebakaran ini akibat arus pendek listrik. Saya sudah bicara dengan beberapa saksi mata yang melihat pertama kali. Semua mengatakan api dari lorong gardu trafo di dinding luar ruang penghubung dapur dengan istana induk. Namanya ruangan tolo,’’ ujar G Lumban Toruan.

Untuk pengamanan barang bukti, penyidik segera memasang police line di bagian gardu trafo yang diduga menjadi sumber api. ‘’Nanti setelah dingin, tempat trafo itu kita pasang segel. Kemudian penyelidikan lebih lanjut dilakukan besok, mungkin kita mendatangkan tim dari Puslabfor Medan,’’ jelasnya.

Selain itu, untuk mengamankan benda-benda bersejarah yang masih berserakan, dikerahkan sepuluh personil polisi untuk berjaga sampai pagi. ‘’Kan di sini banyak benda-benda bersejarah seperti keris, keramik, tembikar dan yang lainnya. Itu saya perintahkan sepuluh personil menjaga sampai besok pagi,’’ jelasnya.

Begitu mendengar informasi tentang kebakaran, Bupati Pelalawan HM Harris dan istri, Hj Ratna Mainar, langsung berangkat ke Pelalawan didampingi sejumlah pejabat. Ia melakukan tatap muka dengan beberapa pemuka masyarakat dan aparat kepolisian terkait upaya pengamanan lokasi. 

‘’Saya minta masyarakat bersama-sama dengan pihak kepolisian berjaga sampai besok. Saya harapkan semua benda bersejarah dijamin tidak hilang. Besok akan ada tim kita yang turun ke sini mengumpulkan benda-benda tersebut,’’ kata HM Harris.(bun/ris/mar)
 
Top